10 Langkah Cerdas Mendidik Anak Agar Berjiwa Wirausaha

Rasulullah SAW, keluarga, dan para sahabatnya merupakan contoh para pengusaha yang sukses membangun bisnisnya sejak kecil. Sebagaimana beliau, kita bisa mulai mengajarkan anak untuk berbisnis meski mereka masih kecil.

Setidaknya, ada sepuluh langkah mengajarkan anak berbisnis dan mengarahkannya agar berjiwa wirausaha.

1. Membuat Peta Hidup (Visi dan Misi)

Pertama, minta anak menulis daftar impian mereka. Bantu mereka menentukan ujuan utama yang kemudian akan menjadi fokus perhatian anak untuk diraih. Arahkan anak untuk membuat peta hidup yang bisa dicapai oleh mereka. Ajarkan membuat peta hidup secara sederhana.

Misalnya, anak ingin mempunyai tas ransel baru sedangkan harganya cukup mahal. Maka, pahamkan kepada anak bahwa ia harus menabung dulu agar terkumpul uang sejumlah harga tas tersebut. Dalam pelaksanaannya, orangtua akan memberikan semangat dan memberi daftar langkah-langkah untuk meraih visi yang ditulis tersebut.

2. Beri Apresiasi

Jangan lupa mengapresiasi anak acap kali ia menemui masalah meski itu kecil, kemudian membimbing mereka. Puji mereka meski buah hati tak mampu menyelesaikan masalah itu dengan benar.

Kebiasaan tersebut merupakan brainstrom solutions yang akan mengajarkan anak fokus pada solusi daripada masalah itu sendiri. Sehingga ketika kelak ia menjadi seorang wirausahawan, maka ia akan mencari solusi terhadap masalah yang ia hadapi.

3. Ajarkan Uang

Ajarkan anak agar mereka melek finansial. Orangtua dapat mengajarkan anak bagaimana harus menyisihkan sebagian uangnya. Hasil dari penjualanya, orangtua bisa membuatkan mereka rekening tabungan sendiri.

4. Biarkan Anak Berkreasi

Biarkan anak berkreasi kemudian kaitkan dengan ide pemasaran. Ajak anak mengamati poster, spanduk, iklan, dan sebagainya. Lalu biarkan mereka berkreasi dengan membuat ajakan pemasaran serupa, baik dengan menggambar, ataupun meniru kalimat-kalimat iklan televisi.

Kreativitas sangat dibutuhkan untuk anak kelak ketika ia akan membangun usahanya. Sebagai sorang wirausaha ia harus mampu berpikir kreatif dan inovatif dalam membuat produk-produk dagangannya agar mempunyai keunikan dengan kompetitor lainnya.

5. Jangan Menghukum

Jangan menghukum anak jika mereka mendapat nilai jelek di sekolah. Jika terjadi demikian, jangan memarahi anak, tetapi berbincanglah dengan mereka perihal penyebab kegagalan itu.

Biasakan untuk mengevaluasi kesalahannya dan susun rencana selanjutnya mengenai apa saja yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Ajak anak untuk mengevaluasi kesalahan agar tak terulang kembali.

6. Ajarkan Sopan Santun

Komunikasi sangat penting dalam proses transaksi jual beli. Biasakan orangtua dan anak mempunyai waktu berdiskusi. Ajak anak untuk mengemukakan pendapat dan keinginannya. Dengan demikian, kemampuan komunikasi anak akan berkembang.

7. Beri Kebebasan

Orangtua yang selalu mendengarkan anak berbicara, mendengarkan keinginan anak dan menyimak dengan seksama, maka pada saat itu sebetulnya orangtua menanamkan sikap percaya diri pada anak sehingga mereka merasa bahwa keinginannya didukung oleh orangtua. Mendengar bukan berarti kemudian menuruti segala keinginannya.

8. Ajak Berjualan

Hal ini dapat dilakukan dengan, misalnya, mengajak anak menjual mainan lama mereka. Ajak anak untuk ikut berdagang jika ada keluarga atau barangkali orangtuanya sendiri yang sudah lebih dulu berwirausaha. Dengan demikian, anak akan secara langsung terlibat dalam perniagaan sehingga akan melatihnya menjadi pebisnis kelak.

9. Ajarkan Kepemimpinan

Bangun karakter kepemimpinan pada anak. Seorang wirausaha tentu harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengajak anak bermain peran.

Bisa juga melatih jiwa kepemimpinannya dengan memberikan tanggung jawab, misalnya, setelah bangun tidur dia harus merapikan tempat tidurnya sendiri.

10. Ajarkan sedekah

Bersedekah bisa diajarkan kepada anak sejak mereka kecil. Bersedekah dapat memberikan kebahagiaan hidup. Ajak anak membagi keuntungan (uang) mereka kepada yang membutuhkan. Pahamkan kepada anak bahwa harta yang ia miliki ada sebagian yang bukan miliknya.

 

Referensi: abiummi.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *