5 Ciri Generasi Milenial

\"\"

Millennials adalah mereka yang lahir di antara tahun 1980-an hingga 2000-an. Saat ini mereka berusia pertengahan 20 tahun dan awal 30 tahun. Generasi milenial biasa disebut Gen Y.

Mereka sedang berada di puncak karier dan oleh sebab itu mengisi berbagai posisi pekerjaan di perusahaan. Tetapi, tidak hanya sebagai pegawai, melainkan juga sebagai pemimpin.

Perusahaan Price Waterhouse Cooper (PwC) memprediksi pada tahun 2020 mendatang, separuh dari tenaga kerja di dunia diisi oleh generasi ini. Artinya, mereka akan mengubah budaya dan nilai di tempat kerja.

Terlepas dari kondisi berbeda-beda berdasarkan tempat tinggalnya, generasi ini identik dengan kedekatan yang tinggi dengan teknologi. Terutama teknologi digital, komunikasi dan media massa.

Setiap generasi pasti memiliki kelebihan atau kekurangan masing-masing, dan kita perlu mengetahui karakteristik tersebut untuk memaksimalkan potensi mereka.

Suka Tantangan

\"\"

Generasi milenial cenderung mudah bosan, maka mereka tidak suka melakukan pekerjaan yang hanya berupa rutinitas terus-menerus.

Oleh sebab itu, mereka sangat butuh hal baru yang cenderung menantang dan tidak begitu-begitu saja. Sebab tantangan akan membuat gen Y menjadi lebih bersemangat melakukan pekerjaan dan tugas.

Butuh arahan yang jelas

\"\"

Dalam dunia start up, perubahan adalah hal yang selalu terjadi secara cepat. Sebagai bagian dari tim, seorang gen Y/gen milenial harus senantiasa berjalan ke arah yang sama bersama tim-nya

Tanpa arahan yang jelas, millennial bisa terjebak pada perasaan seolah-olah apa yang mereka lakukan tidak bermakna. Millennial tidak ingin sekadar bekerja. Mereka ingin membuat perubahan.

Tidak suka didikte

\"\"

Orang dari generasi millennial umumnya tidak terlalu suka didikte. Ini mungkin menimbulkan kesan bahwa mereka adalah generasi yang egois atau manja, tapi sisi positifnya, mereka punya kreativitas tinggi.

Pimpinan cukup memberi arah, kemudian biarkan mereka sendiri yang menentukan cara mencapai tujuan tersebut.

Kreativitas bukan berarti mereka bebas tanpa batasan. Pengingat melalui sistem serta indikator keberhasilan bersama tetap dibutuhkan.

Biarkan mereka melakukan kesalahan. Namun, adakan evaluasi setelah kesalahan itu terjadi. Cara ini cukup efektif untuk memberi mereka ruang berkreasi secara bertanggung jawab.

Butuh teladan

\"\"

Bekerja bersama millennial mirip seperti mendidik anak. Bila kita ingin anak rajin beribadah, maka kita sebagai orang tua harus memberi contoh terlebih dahulu.

Millennial adalah generasi yang sangat menghargai pencapaian, dan mereka segan pada orang-orang yang lebih hebat dari mereka. Jadilah teladan yang baik bagi mereka dan lihatlah mereka tumbuh menjadi pejuang yang tangguh, namun pada saat bersamaan juga rendah hati.

Mudah terpengaruh mood

\"\"

Sifat terakhir generasi millennial adalah mudah terpengaruh oleh mood. Hal kecil saja bisa mempengaruhi kinerja mereka secara signifikan, contohnya internet yang lambat. (*/Sekar)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *