Hati-hati dengan gaya hidup jika ingin memiliki anak atau sedang melakukan program hamil. Sebab, kesehatan rahim harus dijaga dengan sangat disiplin. Rahim yang subur adalah rahim yang sehat dan terjaga dari asupan makanan tidak baik.
1. Pola makan yang tidak sehat
Pola makan yang tidak sehat seperti sering mengonsumsi makanan olahan atau siap saji, atau terbiasa mengonsumsi makanan tinggi kalori tapi miskin gizi, membuat tubuh lebih rentan mengalami obesitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka keguguran pada wanita yang mengalami obesitas 31% lebih tinggi daripada wanita dengan berat badan normal. Risiko keguguran berulang juga lebih tinggi pada wanita dengan berat badan berlebih.
Selain memengaruhi kehamilan, obesitas juga merupakan faktor risiko terjadinya penebalan dinding rahim atau hiperplasia endometrium, yang pada gilirannya bisa memicu kanker rahim.
2. Kurang makan buah dan sayur
Menerapkan diet kaya antioksidan seperti mengonsumsi buah dan sayur dapat menetralkan radikal bebas yang memicu keguguran. Makanan-makanan ini juga memberikan asupan nutrisi yang baik pada rahim untuk dapat mempertahankan kehamilan.
3. Multipartner
Melakukan hubungan intim dengan lebih dari satu pasangan akan meningkatkan risiko penyakit menular seksual. Salah satu tanda yang sering yaitu keputihan yang berbau dan gatal. Kadang juga disertai dengan rasa tidak nyaman di dalam vagina atau nyeri saat berhubungan intim.
Penyakit menular seksual dapat berlanjut menjadi penyakit radang panggul dan radang rahim (endometritis) yang selanjutnya, kedua kondisi ini dapat menyulitkan terjadinya kehamilan serta meningkatkan risiko kehamilan di luar kandungan (kehamilan ektopik). Risiko lain akibat penyakit menular seksual yaitu kanker serviks.
4. Merokok
Sebuah studi menyebutkan bahwa risiko gangguan kesuburan pada wanita usia reproduksi yang merokok, 60% lebih tinggi daripada mereka yang tidak merokok. Hal ini dikonfirmasi melalui sebuah studi lain yang menemukan bahwa peluang hamil wanita yang merokok kurang dari 10 batang per hari lebih tinggi (52,2%) daripada wanita yang merokok 10 batang atau lebih per hari (34,1%).
Dari hasil studi-studi tersebut disimpulkan bahwa rokok membuat lingkungan rahim kurang kondusif untuk hamil. Salah satu alasannya, yakni merokok akan menurunkan aliran darah ke rahim. Selanjutnya, ini akan memengaruhi ketebalan dinding dalam rahim (endometrium) yang diperlukan untuk mempertahankan kehamilan. Dinding rahim yang terlalu tipis (di bawah 7 mm) akan menyulitkan proses implantasi embrio. Risiko keguguran pun juga meningkat.
Sebagai tambahan, zat-zat kimia di dalam rokok dapat mengganggu pertemuan sel telur dan sel sperma, serta transpor sel telur yang telah dibuahi (embrio) ke dalam rahim. Akibatnya, peluang kehamilan menurun dan risiko kehamilan ektopik meningkat.
5. Terlalu banyak berolahraga
Secara umum, olahraga akan membuat aliran darah ke rongga panggul lebih lancar. Tentunya, ini membuat kondisi rahim dan organ reproduksi lainnya lebih sehat dan subur. Namun, bila olahraga dilakukan berlebihan, yang terjadi malah sebaliknya.
Sebuah studi yang meneliti 2.232 wanita yang menjalani program bayi tabung, menemukan bahwa wanita yang melakukan olahraga aerobik sebanyak 4 jam atau lebih per minggu selama paling sedikit satu tahun sebelum memulai program bayi tabung, 3 kali lebih berpeluang mengalami haid yang terhenti dan 2 kali lebih berisiko mengalami kegagalan implantasi.
6. Menggunakan obat-obatan terlarang
Narkoba jenis mariyuana mengandung kanabis yang ternyata memiliki reseptor di struktur rahim. Kandungan ini dapat mengganggu pelepasan sel telur, perkembangan plasenta dan janin, dan dapat pula menyebabkan bayi lahir mati.
7. Konsumsi alkohol berlebihan
Konsumsi alkohol yang berlebihan diketahui dapat menurunkan angka implantasi, sehingga meningkatkan risiko keguguran spontan dan kematian janin. Peluang kehamilan pun dapat menurun hingga 50%. Konsumsi alkohol sebaiknya tidak lebih dari 2 unit per hari atau setara dengan 150 ml wine dan 500 ml bir.