Siapakah Luqman Al Hakim itu? Yuk, kenalan dulu. Kenapa, sih, kita perlu meneladani Luqman dalam proses pendidikan anak?
Luqman ibn ‘Anqa’ ibn Sadun, yang digelari Al Hakim adalah seorang ayah, budak penggembala kambing yang bertubuh kurus, berkulit hitam, berhidung pesek, dan berkaki kecil. Namun, meski ia tidak tampan, banyak orang seksama mendengarkan hikmah dari mulutnya.
Seseorang pernah bertanya kepadanya, “Apa yang telah membuatmu mencapai kedudukan serupa ini?”
“Aku tahan pandanganku,” jawab Luqman, “Aku jaga lisanku, aku perhatikan makananku, aku pelihara kemaluanku, aku berkata jujur, aku menunaikan janji, aku hormati tamu, aku pedulikan tetanggaku, dan aku tinggalkan segala yang tak bermanfaat bagiku,” tambahnya.
“Dia tak diberikan anugrah berupa nasab, kehormatan, harta, atau jabatan,” ujar Abud Darda’ ra ketika menceritakan Luqman Al Hakim.
“Akan tetapi, dia adalah seorang yang tangguh, pendiam, pemikir, dan berpandangan mendalam. Dia tidak pernah terlihat oleh orang lain dalam keadaan tidur siang, meludah, berdahak, kencing, berak, menganggur, maupun tertawa seenaknya. Dia tak pernah mengulang kata-katanya, kecuali ucapan hikmah yang diminta penyebutannya kembali oleh orang lain.”
***
1. Jangan menyekutukan Allah
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman :13).
Tonggak pertama seseorang adalah iman. Karena itu, seorang anak pertama kali harsulah diberi pengetahuan tentang iman agar selalu mendekat pada Illahi.
2. Berbakti Kepada Orangtua (Ayah dan Ibu)
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapkanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1]. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman : 14).
Luqman berpesan kepada putranya agar seorang anak itu selalu bebakti berbuat baik pada kedua orang tuanya. Kenapa?
Karena orang tua khususnya ibu telah mengandung selama sembilan bulan. Ibu merasakan sakit dan bertaruh nyawa untuk melahirkan anak ke dunia. Dan seorang ayah selalu membanting tulang untuk membiayai hidup.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Luqman : 15)
Ayat ini merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya yang menegasakan tentang anjuran untuk menaati kedua orangtua. Namun, jika perintah yang diberikan orangtua adalah keburukan atau kebathilan, maka jangan ikuti perintah itu. Jangan sampai menyekutukan Allah.
Di sisi lain, seorang anak tetap harus menghormati kedua orangtua meski mereka tidak sejalan dengan prinsip anak dalam menaati syariat Islam. Sebab bagaimanapun, merekalah yang membesarkan dan melahirkan.
3. Setiap Perbuatan Akan Mendapat Balasan
(Luqman berkata): “Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus[2] lagi Maha mengetahui. (QS. Luqman : 16)
Ayat ini mengandung nasihat untuk selalu berbuat baik dan menghindari perbuataan buruk. Karena perbuatan apa pun (baik dan buruk) walau kecil akan mendapat balasan. Allah itu Maha Tahu dan Maha Adil. Jadi seseorang harus waspada dalam mengerjakan suatu hal.
4. Mendirikan Salat, Amar Makruf, Nahi Mungkar, dan Sabar
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Luqman : 17)
Luqman menasihati putranya untuk selalu mengerjakan salat. Juga selalu mengajak kepada kebaikan serta selalu sabar dengan cobaan yang Allah berikan.
5. Jangan Sombong
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. Luqman : 18)
Luqman mewanti-wanti putranya agar menjauhi sifat sombong, selain hal tersebut dibenci Allah, kesombongan merupakan jubah yang hanya dimiliki Allah.
Luqman melarang anaknya untuk mengangkat wajah dan memalingkan muka dengan rasa sombong yang berjangkit di hati. Luqman mengajarkan bagaimana sang anak harus berperilaku dengan sebaik-baiknya perilaku, akhlak yang baik kepada sesama. Menjaga adab ketika berjalan, sopan, santun, dan berbicara dengan penuh kelembutan.