Anak bisa menjadi pemberani atau sebaliknya, sangat pemalu. Harapan orangtua tentu ingin mereka dapat bersosialisasi dengan baik dalam lingkungan sosial, terutama di sekolah.
Namun, ada saja anak-anak yang sangat pemalu bahkan sulit bersosialisasi di lingkungan sekitar. Nah, maka sebagai orangtua, wajib memberikan pendidikan kepada anak agar kepercayaan dirinya muncul sejak kecil.
1. Bebaskan Berkreasi dan Beri Apresiasi
Hal pertama adalah mengenali bakat anak dan memberi jalan dalam mengelolanya. Membiarkan anak menekuni hobi, baik menari, membaca, bermain musik, maupun olahraga, akan memberinya keberanian untuk brekspresi dan meningkatkan percaya diri dalam menunjukkannya pada orang lain.
Hargai dengan memberi mereka reward, misal dengan pujian dan tepuk tangan ketika mereka menunjukkan bakatnya, meski sekadar mencoret-coret di kertas untuk berusaha menggambar lukisan sederhana atau berpura-pura menari di atas panggung.
2. Jangan Paksakan Kehendak untuk Menekuni Bidang Tertentu
Jika kita melakukan hal ini, bukan hanya menjatuhkan semangat anak, melainkan juga membuat mereka berpikir bahwa dunia mereka dibatasi dan merasa terpaksa ketika melakukannya. Kita boleh membimbing anak untuk melakukan sesuatu untuk mengetahui arah bakatnya, tetapi jangan memaksakan dan tetap hargai apa pun pilihan mereka.
Jangan menuduh sesuatu itu buruk dan lainnya bagus hanya karena, sebagai orang tua, kita menginginkan hal tersebut. Apalagi, jika keinginan itu didasari impian orang tua yang tidak terwujud, misalnya memaksa anak mengikuti kursus renang untuk menjadi atlet, padahal minatnya tidak di bidang olahraga.
3. Jangan Membandingkan Pilihan dan Kesuksesan Tiap Anak
Mungkin inilah yang kerap masih kita abaikan. Orang tua masih suka membandingkan keberhasilan anak dengan temannya. Melihat perbedaan taraf tumbuh kembang anak dan hal yang mereka capai adalah kesempatan untuk memberi motivasi, bukan membanding-bandingkan.
Dengan membandingkan, anak merasa diri mereka disalahkan dan mencatatnya dalam hati mereka. Ketika marah, kita jangan sampai berteriak, “Lihat anak itu, nilai matematikanya selalu di atas rata-rata, sedangkan kamu?” Hal itu akan membuat mereka semakin merasa bersalah.
4. Daripada Membandingkan, Kenalkan Anak pada Lingkungan Baru yang Positif
Ajak anak keluar dari zona nyamannya dengan membawa mereka ketika ada acara keluarga yang memungkinkan mereka bertemu teman-teman seusia mereka. Minta anak mengenalkan dirinya, juga pada saudara-saudara yang lebih tua. Bisa juga dengan membiarkan anak bergabung untuk bermain dengan teman di sekolah atau sekitar rumah.
5. Jadilah Pendengar yang Baik dan Biarkan Anak Melakukan Sendiri Hal yang Ia Bisa
Dalam menekuni sesuatu atau bersosialisasi, anak tentu dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan, sedangkan mereka belum memiliki kapasitas yang cukup untuk menghadapinya sendiri.
Tanyakan pada anak tentang hal yang mereka temui di sekolah dan lingkungan sehari-hari, hal yang mereka sukai dan takuti, lalu berikan saran sambil berkata dengan lembut tanpa menggurui.
Biarkan mereka belajar menyelesaikan masalah sendiri agar tidak manja dan bergantung terus pada orang tua, misalnya meminta mereka meminta maaf lebih dulu kepada temannya.
6. Jadilah Teladan dengan Mencontohkan Perbuatan Baik
Orangtua adalah guru utama dalam perkembangan anak. Mereka akan mencontoh berbagai hal yang kita lakukan dan sampaikan. Oleh karena itu, setiap menginginkan anak berbuat sesuatu, pikirkan terlebih dahulu bahwa kita telah melakukan hal yang sama.
Jadilah teladan dalam menghormati, berbuat baik pada sesama, serta percaya pada diri sendiri agar anak pun mencontoh hal serupa, misalnya perlihatkan cara bersosialisasi yang baik dengan tetangga dan menghormati mereka yang lebih tua.
Mari meningkatkan percaya diri anak diawali dengan menjadi teladan dan mengenali bakat anak. Jangan membuat mereka sendiri malu di depan umum dengan membentak atau mencela. Hargai hal yang mereka lakukan dan peringatkan dengan lembut ketika salah.
Referensi: abiummi.com