Apa yang biasanya dilakukan orangtua ketika anak melakukan kesalahan? Panik? Kecewa? Marah? Sebal? Kritik dan omelan terlontar saat itu juga, bahkan bisa berlanjut setelahnya. Sebaliknya, jika anak melakukan hal baik, orangtua hanya diam tidak memberikan respon apa-apa.
Misalnya, anak membereskan mainannya sendiri, membuang sampah pada tempatnya, dan hal-hal sederhana lain. Orangtua akan cenderung berpikir hal-hal baik tersebut memang sepantasnya dilakukan sehari-hari oleh anak. Melakukan hal baik tidaklah istimewa karena sudah seharusnya dilakukan tanpa harus disuruh orangtua.
Padahal, sekecil apa pun perkembangan sikap dan perilaku yang dilakukan anak, sangat perlu dan pantas untuk diapresiasi. Tujuannya, agar anak mengerti seperti apa dan bagaimana perilaku yang benar lalu anak berhasrat untuk mengulangi perilaku tersebut.
Apa Itu Apresiasi?
Apresiasi adalah sebuah penilaian atas kinerja atau produktivitas. Apresiasi bisa diberikan dalam bentuk pujian, ucapan selamat, ucapan terima kasih ataupun ungkapan kebanggaan. Ketika seseorang menerima apresiasi dari orang lain, akan timbul perasaan puas, bangga, lega, menjadi penting dan merasa berguna.
Perasaan ini bukan hanya muncul pada anak-anak, tapi juga dewasa. Apresiasi menjadi hal yang fitrah bagi manusia. Apresiasi terhadap hal-hal baik yang dilakukan, sesederhana atau sekecil apa pun itu, menjadi penting untuk diberikan.
Bentuk Pola Tingkah Laku Anak
Apresiasi yang dibudayakan dalam keseharian dapat membentuk pola tingkah laku anak menuju ke arah yang diharapkan orangtua. Anak akan berpikir untuk menghentikan hal yang dianggap tidak baik karena menilai bahwa melakukan hal-hal baik rasanya jauh lebih enak di hati.
Jangan Beri Apresiasi Dalam Bentuk Darang
Orangtua tidak perlu takut mengapresiasi dan beralasan bahwa pujian itu akan memanjakan anak. Apresiasi bukan hal yang memanjakan dan juga bukan upah. Maka, orangtua dianjurkan untuk tidak memberikan apresiasi dalam bentuk barang. Sebab  tujuannya adalah untuk menggugah semangat juang. Apresiasi juga bukan untuk menutupi kelemahan, tapi bertujuan agar si anak mengerti bahwa dirinya berharga.
Gunakan Cara Sederhana. Tidak Perlu Lebay
Saat orang tua mengapresiasi anak, sesungguhnya orang tua sedang memberikan tauladan kepada anak agar bisa belajar peduli dengan orang lain. Anak juga belajar menghargai orang lain dan belajar menjalin komunikasi positif dengan orang lain.
Memberikan apresiasi tidak perlu dengan kata-kata lebay. Secukupnya saja. Intinya adalah penghargaan terhadap perilaku anak. Selain pujian, orangtua bisa memberikan apresiasi dalam bentuk ucapan terima kasih. Sederhana, bukan? 🙂