Tantangan |
Solusi |
Membangunkan sahur | – Tidurkan lebih awal pada malam sebelumnya, sembari ingatkan, ”Besok insyaallah kita semua akan bangun makan sahur.”
– Bangunkan anak secara perlahan dan lembut. Bila perlu, gendong dia hingga ke tempat makan. Jangan jemu membujuknya untuk makan sahur. – Setelah bangun, ajak anak mencuci tangan dan muka, supaya tubuhnya lebih segar. – Ajak berbincang supaya kantuknya hilang. |
Menahan keinginannya untuk menyentuh makanan dan minuman saat kita tidak melihat | – Ingatkan bahwa Allah Maha Melihat.
– Perhatikan kondisi fisiknya. Indikator yang mungkin dipakai: masih kuat bermain dan berlari-lari atau tidak. – Jika anak terlihat lemas, jangan paksa dia berpuasa. Namun jika terlihat masih kuat, semangati dia dengan janji pahala dan kecintaan dari Allah. – Dari hari ke hari, seiring semakin seringnya anak berlatih puasa, insyaallah dia akan lebih mudah mengendalikan dirinya saat melihat makanan dan minuman sebelum waktu berbuka tiba. – Selain itu, fisiknya lebih terbiasa, sampai-sampai kemungkinan anak akan tetap penuh energi bermain meski sedang berpuasa. |
Belum bisa membedakan waktu zuhur, ashar, dan maghrib (ada sebagian anak yang mungkin mengira bahwa ”azan” adalah pertanda boleh berbuka) | – Ajarkan anak tentang waktu-waktu shalat (shubuh, zuhur, ashar, maghrib, dan isya).
– Sampaikan bahwa orang boleh berbuka bila azan maghrib sudah berkumandang. – Seiring seringnya anak berlatih puasa, insyaallah dia akan semakin pandai membedakan waktu-waktu tersebut. – Ingatkan bahwa yang menjadi tanda waktu berbuka adalah azan maghrib. Jadi, meski makanan dan minuman sudah dihidangkan di meja beberapa menit sebelum itu, dia belum boleh makan dan minum. Dia mesti menunggu sampai azan berkumandang. |