Sebagaimana sunnah Rasulullah Saw bahwa anak dianjurkan untuk belajar berkuda, berenang, dan memanah. ”Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang, dan memanah,” (HR Bukhari, Muslim). ”Lemparkanlah (panah) dan tunggangilah (kuda).”(HR Muslim)
Memanah
Memanah adalah salah satu olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dari hadits tersebut, terlihat dengan jelas bahwa memanah memiliki kaitan yang sangat erat dengan peradaban Islam.
Pada masa Rasulullah dan khulafaur rasyidin, panah dan memanah menjadi sarana penting untuk berperang. Keahlian memanah memberi sumbangsih besar kepada kaum Muslimin dalam memetik kemenangan di berbagai medan perang.
Dalam kisah yang lain, kepiawaian memanah diyakini menjadi kunci kemenangan pasukan yang dipimpin Sultan Muhammad Alfatih saat berjuang merebut Konstatinopel pada abad ke-14.
Dalam operasi penaklukan itu, pasukan Sultan Muhammad terlebih dahulu berenang mengarungi Selat Bosphorus, kemudian berkuda sembari melepaskan ribuan anak panah untuk mengobrak-abrik pasukan musuh. Akhirnya, kemenangan pun diperoleh.
Sejarah Islam menyatakan, Allah SWT mengutus Malaikat Jibril untuk memberikan busur dan dua anak panah kepada Nabi Adam. Busur dan anak panah itu kemudian digunakan untuk membunuh seekor burung yang mencuri tanaman milik Adam.
Tak hanya Nabi Adam, tetapi Nabi Muhammad pun merupakan sosok yang andal dalam hal memanah. Bahkan, di Istana Topkapi, Istanbul, Turki, tersimpan tiga buah anak panah yang diyakini milik Nabi Muhammad.
Selain erat dengan peradaban Islam, memanah ternyata memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, baik itu fisik maupun mental. Berikut sepuluh manfaat melakukan olahraga panahan;
- Meningkatkan koordinasi tangan dan mata, serta keseimbangan.
- Meningkatkan fleksibilitas tangan dan jari.
- Membangun kekuatan tubuh.
- Meningkatkan kesabaran.
- Meningkatkan fokus.
- Membangun kepercayaan diri.
- Merupakan olahraga sosial.
- Merupakan bentuk latihan kebugaran.
- Merelaksasi tubuh.
- Merupakan olahraga yang dapat dimainkan semua orang.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ‘hendaknya kalian latihan menembak karena itu permainan yang paling bagus bagi kalian.‘
Sabda Rasulullah SAW, “Kamu harus belajar memanah karena memanah itu termasuk sebaik-baik permainanmu.” (Riwayat Bazzar, dan Thabarani dengan sanad yang baik)
Selain itu, hikmah lain dari dianjurkannya kita belajar berkuda, berenang dan memanah adalah untuk mempersiapkan diri menghadapi perang akhir zaman yang kita tidak tahu apakah senjata api, tank, jet tempur maupun bom masih berfungsi atau tidak pada saat itu.
“Jika Perang Dunia Ketiga adalah berjuang dengan senjata nuklir, yang keempat akan diperjuangkan dengan busur dan anak panah.” – Louis Lord Mountbatten
Berenang
Saat berenang, mental, fisik, segala otot dan tulang rangka digerakkan untuk membuat satu gerakan yang terkoordinasi antara dua kaki dan dua tangan, selain merangsang stamina (sistem kardiovaskular). Karena itu berenang dikatakan sebagai hobi yang paling sempurna dan menyehatkan.
Berenang juga memberi kesempatan kepada manusia untuk menguasai air dan menjadi lebih berani. Sebab ketika orang berenang, dibutuhkan juga keberanian untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di dalam air.
Berkuda
Bentuk lekuk tubuh belakang kuda (tempat yang diduduki), sangat baik untuk merawat segala masalah tulang belakang manusia. Saat pergerakan galloping yaitu saat kuda melompat dan berlari menyebabkan pergerakan vetebra tulang belakang kita yang bersentuhan antara satu sama lain dalam kondisi harmonis, dan merangsang saraf-saraf tulang belakang, seolah-olah diurut.
Sedangkan pakar kesehatan pun tidak mampu membuat seperti gerakan alami tulang-tulang veterbra saat orang menunggang kuda.
Seluruh anggota yaitu tulang rangka, otot, organ viseral – termasuk sistem pencernaan, sistem saraf, sistem voluntary maupun involuntary, organ ampas, bahkan gesekan ke organ vital akan terangsang secara optimal untuk menjadi semakin sehat.
Penunggang kuda yang hebat biasanya bebas dari mengalami sakit punggung. Selain itu, kuda juga mencerahkan mata sebab ada rangsangan terhadap saraf kranial saat gerakan ‘galloping’ kuda.
Adapun dari aspek psikisnya, berkuda dapat membentuk karakter kepemimpinan, kepercayaan diri, jiwa pemberani, ketangkasan, pengendalian diri, dan menyayangi makhluk Allah lainnya yaitu kuda.